Kamis, 07 November 2013

MAKNA PESTA GOTILON

Gotilon

Oleh : Pdt Henri Butarbutar

SILUA

"Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi"
(Mazmur  50:14)
Apa sih Pesta Gotilon? Pertanyaan yang sederhana namun cukup sulit untuk memahaminya. Menurut Kamus Batak Toba Indonesia, gotilon berarti musim menuai atau masa panen. Gotilon diadopsi dari tradisi Jahudi akan Pesta Hari Raya Pondok Daun atau Pesta hari pengumpulan hasil panen (bnd. Keluaran 23 : 16 – 17; Imamat 23 : 33 – 36; Ulangan 16 : 13 - 15 ). Pesta ini dimaknai sebagai ungkapan syukur atas berkat dan kasih karunia Tuhan yang senantiasa memelihara kehidupan umat-Nya. Pada acara ini salah satu unsur yang penting untuk dilaksanakan adalah dengan membawa Persembahan (Silua) berupa hasil panen pertama (buah sulung) dari hasil pekerjaan yang dilakukan. Persembahan itu dibawa ke dalam pelataran Bait Allah sebagai pertanda kehadiran Allah di dunia. Persembahan yang dikumpulkan akan dipergunakan bagi suku Lewi sebagai suku yang dikhususkan untuk melayani Tuhan, dan juga dipergunakan untuk pelayanan kepada orang-orang marjinal (miskin) seperti : budak, para janda/duda serta yatim piatu.
Dasar teologis membawa persembahan (silua) kehadapan Allah adalah mengingat Umat Israel yang berada di situasi yang penuh penderitaan dan kelaparan karena diperbudak di Mesir. Akhirnya Allah bertindak untuk menyelamatkan mereka dan membawa ke tanah perjanjian yang penuh dengan susu, madu, tanah yang subur. “Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana. Maka haruslah engkau membawa hasil pertama dari bumi yang telah kaukumpulkan dari tanahmu yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Allahmu, dan haruslah engkau menaruhnya dalam bakul, kemudian pergi ke tempat yang akan dipilih Tuhan Allahmu untuk membuat namaNya diam di sana”. (Ulangan 26 : 1 – 2).
Tradisi pesta Gotilon Huria yang dilaksanakan oleh Gereja HKBP adalah kesadaran akan berbagai pemberian yang baik dan anugerah yang sempurna semata-mata bersumber dari Tuhan. Tuhan  memberkati manusia senantiasa walaupun pemberontakkan terus ada di dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah menghambati akan berkat yang dicurahkan bagi manusia, cahaya sinar pagi di ufuk timur, hujan dan panas yang silih berganti dan banyak lagi. Dengan dasar itulah kita disadarkan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Di dalam iman Kristen, persembahan tidak harus dimaknai sebuah kewajiban, sebab berkonotasi tuntutan legal. Artinya bila dilakukan atau tidak dilakukan akan berdampak yang baik dan yang tidak baik. Justru Sebaliknya, persembahan lebih merupakan wujud/ekspresi dari hati yang bersyukur atas kasih Allah yang melimpah. Dengan kata lain, kita memberi karena Allah sudah terlebih dahulu memberi kepada kita. Segala yang kita miliki menjadi cerminan untuk memberi ; baik nafas hidup, kesehatan dan rejeki.
Adapun yang kita bawa kepada Tuhan sebagai persembahan (Silua) tidak lagi melulu hasil panen dari tanah  sebagai mana persembahan jaman dahulu yang hidup sebagai masyarakat agraris (pertanian). Di masa kini telah terjadi pergeseran demografi (tempat) dan wilayah pekerjaan, dari desa menjadi semi kota dan dari semi kota menjadi kota besar (modern). Mereka tidak lagi bersandar pada pertanian atau perkebunan melainkan bergeser pada dunia jasa dan industri. Itu sebabnya persembahan (Silua) tidak lagi berfokuskan hasil pertanian dan perkebunan tapi telah berubah dengan mempersembahkan benda/barang (parsel) atau uang. Umumnya masyarakat di perkotaan mempersembahkan uang sebagai Silua Pada puncak acara gotilon uang itu dibawa di atas piring atau dilekatkan di bambu- bambu layaknya seperti pohon yang berdaun uang.  
            Pesta Gotilon merupakan kesempatan yang baik bagi setiap warga jemaat untuk menyatakan rasa syukur atas berkat yang diterima dari Tuhan.  Dalam tradisi Batak, Silua atau persembahan dilakukan dengan menganut falsafah hidup “Lebih baik memberi daripada menerima”. Itu sebabnya di orang Batak dulu sangat terpelihara budaya “Marsiadap ari” saling membantu tanpa harus menerima imbalan atau upah. Tuhan telah memberikan hari (waktu), matahari, hujan dan segalanya untuk menjadikan segala sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Tuhan juga memberikan kemampuan/talenta bagi manusia untuk memenuhi segala kehidupannya walaupun pada akhirnya Tuhan-lah yang menjadikanNya sesuai dengan Nyanyian BE.No.373 : 1 “Mangula hita jolma”
Mangula hita jolma, manabur boni i, alai anggo jadina di Debata do i
Dilehon las ni ari, nang nambur udan pe, tongtong di panumpakna marguru sasude
Nasa uli basa ro sian Debata, ipe Ibana puji ma, huhut haposi da.
            Marilah kita berlomba-lomba untuk melakukan yang baik dengan memberikan Silua/persembahan tanpa dengan sungut-sungut namun dengan penuh sukacita sebagai tanda syukur kita kepada Tuhan. Dan berikanlah yang terbaik serta yang paling berharga kepada Tuhan seperti nyanyian terakhir ibadah minggu : Tuhan karuniaMu, Roh dan Jiwaku semua; Nyawa juga hidupku, harta milikku semua; kuserahkan padaMu, untuk selama-lamanya. Amen                                                                                                   
           

17 komentar:

  1. Apa sih namanya.... Pesta Gotilon.... Apa sih namanya.... hehehehe... thank you tul

    BalasHapus
  2. Pesta gotilon sudah bukan pesta lagi, tetapi lebih bernuansa "moment penggalangan dana operasional" gereja ybs. Secara teologis, harus dimani bahwa apa saja yg kita miliki baik pekerjaan, harta, kesehatan, intelektualitas dsb adalah "pemberian Tuhan". Orang yg beriman adalah wajib meniru Yesus agar semakin serupa dgn Sang Pemberi, yakni menjadi saluran berkat. Pertama-tama dana tsb guna menopang operasional gereja dalam konteks "dari kita - untuk kita", selanjutnya gereja juga dapat menggunakan dana itu untuk missi sosial dsb. Gotilon tdk baik dimaknai secara kaku, yakni "panen perdana" dari usaha agraris di kampung, sebab kita telah mengalami pergeseran demografis, bidang usaha, ragam pekernaan, aneka kesempatan dan berbagai sumber rejeki yg dimiliki umat beriman seiring dengan perkembangan zaman modernisasi.

    BalasHapus
  3. musim gotilon ato sabion adalah bagian hidup umat Tuhan di bona pasogit demikian pula di pangarantoan yg punya hauma na maraek ato na mahiang. setiap jemaat melakukan pesta gotilon untuk mengumpulkan persembahan jemaat yg khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayan seperti guru huria setempat sebagai ganti gaji bulanannya. Itu masih terjadi pada tahun 1950an di daerah Tapanuli. Kini kita membawa persembahan berupa uang, bukan lagi eme dalam tandok. Selamat marpesta gptilon. Trima kasih atas tulisan di atas yg mencerahkan kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mauliate Oppung Ephorus Emiritus Pdt DR JR Hutauruk

      Hapus
  4. Klo petani, sumber perpuluhan dan gotilonnya bedakah sehingga acara ini berbeda? Berbedakah pemahaman imannya/ucapan syukurnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemahaman Iman selalu sama amang, apapun istilahnya Perpuluhan Gotilon dan ucapan syukur, tinggal bagaimana kita memaknai dan memahami nya, terimakasih masukannya amang

      Hapus
  5. apakah pesta gotilon itu ada target masing - masing keluarga dalam hal silua nya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak ada Target amang, kita memberi karena kita sudah menerima berkat dari Tuhan, dengan hati yang tulus dan mengucap syukur kita memberikan dan mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan

      Hapus
  6. Sebenarnya tdk ada target,ttp kitalah yg merasa besaran pasu pasu yg kita terima selama satu tahun penuh,baik dari segi kesehatan ,harta dan lain lain dari situ berapah yg wajar kita berikan sebagai ucapan syukur kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin...Benar sekali amang ,,,Terimakasih amang setuju

      Hapus
  7. Kenapa selalu ada lelang? Bukannya dijaman Tuhan Yesus masih hidup Tuhan marah besar saat ada pedagang,penukar uang di rumah Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu Konteks yang berbeda, ketika Yesus marah besar saat ada pedagang penukar uang di rumah Allah amang

      Hapus
  8. jadi saat merayakan pesta gotilon, apakah lelang termasuk hal yang tidak benar, amang?
    seperti pd waktu Tuhan Yesus marah saat ada penjualan di Bait suci Allah?

    BalasHapus