Senin, 18 November 2013

POTRET PELAYAN MASA KINI MENURUT YEHEZKIEL





POTRET PELAYAN MASA KINI MENURUT YEHEZKIEL
Yehezkiel 2 :1-10
Oleh ; BUDIANTO SIANTURI
1.      Pengantar
Adapun bentuk tafsiran yang akan saya paparkan disini adalah Tafsiran Historis Kritis, penelitian kanonis dari Yehezkile 2 :1-10 yang berbicara tentang panggilan Nabi Yehezkiel , dan secara khusus penulis menyoroti panggilan dan pengutusan Yehezkiel. Tulisan ini jauh dari sempurna  maka dari itu penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan pembaca.
2.      Panggilan Yehezkiel
Yehezkiel adalah seorang dari antara nabi-nabi besar dalam Kitab Perjanjian Lama, seperti halnya Nabi Yesaya dan Yeremia, Yehezkiel hidup pada zaman yang sama dengan Yeremia, akan tetapi ke dua nabi tersebut tidak saling mempengaruhi, tidak ada salaing keterkaitan.[1] Yehezkiel terpanggil menjadi seorang penjaga bangsa Israel ( Utusan Tuhan kepada bangsa Israel), gaya bahasanya sering bersifat gaya pengulangan, salah satu ungkapan yang paling sering dilontarkannya adalah : “Mereka akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan” ungkapan ini muncul sampai 54 kali dalam kitab Yehezkiel.[2]
2.1  Anak Manusia
Sebutan anak manusia “Ben-adam” adalah sebutan khusus kepada Yehzkiel, yang kemungkinan besar penekanannya adalah Yehezkiel yang sama seperti manusia biasa, atau mahluk insane ciptaan yang rendah.[3]. Ungkapan atau gelar ini digunakan untuk menekankan sifat nabi yang adalah sebagai manusia. Nabi Yehezkiellah satu-satunya dari ketiga nabi besar yang mendapat gelar “anak manusia”[4]
D.L Baker mengatakan Panggilan kepada Yehezkiel ini terjadi pada masa pembuangan , dimana dia bersama-sama dengan Raja Yoyakhin dan orang-orang Israel yang terbuang di Tel_Abib dekat sungai Kebar, dalam nubuatannya ia mengatakan bahwa Yerusalem akan musnah karena dosa-dosa mereka, namun orang tidak mengakuinya dengan alas an Allah tidak akan menyerahkan BaitNya kepada musuh, yang ke dua Yehezkiel memberitahukan hukuman Allah kepada bangsa-bangsa Kafir ( Fasal 25-32)[5]
2.2 Hamba Yang Tegas
Orang Isral menganggap Yehezkiel sebagagai pemimpin keagamawian yang baru ( Hamba Tuhan) yang tugasnya menyampaikan pesan dari Tuhan kepada bangsa Israel yang ebrada dalam pembuangan ( Yeh 3:4,11,15 ) Tugasnya sebagai utusan Tuhan adalah untuk memperingatkan orang-orang yang jahat supaya berbalik dari kejahatannya agar ia hidup ( Yeh 3:18 ) kembali ke jalan yang benar, dan tidak murtad lagi. Menegor dan menasehati bangsa yang bebal itu, dan menekankan pertanggungjawaban iman dari setiap orang supaya kembali kepada Allah ( pertobatan ) Yehz 33:11 bnd Amos 5:6a “Carilah Tuhan maka kamu akan hidup” [6]. Sebagai Hamba Tuhan dengan Tegas ia menyatakan bahwa sesungguhnya apa yang dialami bangsa Israel dalam masa pembuangan adalah bagian dari rencana ALLAH yang sangat mulia dan agung, dengan tujuan memulihkan umat-Nya kepada kehidupan  baru yang dipenuhi oleh berkat Tuhan (bnd Yeh 48:35). Dean Tegas ia menyampaikan Firman Allah walaupun bangsa itu tidak mendengar, yakni tentang hari Tuhan dan menubuatkan bahwa kota Yerusalem akan hancur oleh karena dosa-dosa bangsanya ( Yeh 7:5-6, 10,7 ) Nubuatannya yang lebih tegas dan lebih keras dari nabi Yesaya, Yeremia dan Amos[7]
2.2  Hamba yang dibekali dan di teguhkan Allah
Dalam pemanggilan dan pengutusan Tuhan kepada nabi Yehezkiel , Tuhan berbicara dengan Yehezkiel, dan Yehezkiel sadar bahwa ia hanya manusia biasa, yang di topang oleh Roh Kudus dan berbicara menuruti Perintah Allah.[8] Tuhan mengutusnya kepada Bangsa Pemberontak, kepada keturunan yang keras kepala dan tegar hati, ketengah-tengah onak dan duri dan tinggal dekat dengan kalajengking. Tuhan memberikan Rahmat yang besar, Tuhan membekali dia dengan pekataan “ Bangunlah dan berdiri “ karena bangsa itu sudah memberontak, perkataan itu mengandung arti supaya Yehezkiel tetap teguh dan tegar menghadapi bangsa itu, dia dituntut untuk bernubuat, berbicara mengatakan, memberitakan dan juga mengadakan ratapan. Dalam Yeh 3: 8 Tuhan berkata kepada Yehezkiel “ Aku meneguhkan hatimu untuk melawan mereka yang berkepala batu”[9] Tuhan meneguhkan hatinya supaya “giat” dan tidak “takut” dalama jabatan yang ia pegang, demi menyuarakan “Demi Aku yang Hidup” ( Demi Allah yang hidup ) supaya mereka kembali kepada Allah. “ Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup” Yeh 33:11.[10]

3.      Hamba Yang menderita dan peka terhadap bangsanya
Sekalipun Yehezkiel menyatakan hukuman dan teguran yang keras namun dibalik itu maksudnya adalah baik, yaitu untuk lebih meyakinkan kaum yang terbuang itu ( Bangsa Israel ) tentang keberadaan mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan yang akan mewarisi Janji-janji Allah.[11]. Yehezkiel juga dapat disebut sebagai nabi yang peka , peka terhadap nasib bangsanya, dimana sewaktu kota Yerusalem dikepung, nabi Yehezkiel menjadi bisu. C.Vriezen mengatakan kebisuan itu meupakan suatu sikap symbol yang diambilnya ketika ia mendengar bahwa Yerusalem sudah hancur, dan demikian juga sewaktu isterinya meninggal ia tidak meratap, rasa duka karena Yerusalem telah hancur dicampur dengan rasa duka setelah isterinya meninggal menimbulkan luka yang dalam, itulah yang menjadikannya bisu ( Yeh 3:22-27;24:25-27;33:21;24:15) hal ini dapat di artikan bahwa Yehzkiel sungguh menderita akibat beban derita malapetaka itu.[12]
3.1  Hamba Yang Melayani
Pada awalnya Yehezkiel di utus untuk mencela, menghukum dan mengancam dan menentang kaum pemberontak yakni Israel, namun demikian pada akhirnya Tuhan menantang kaum pemberontak itu. Tuhan menugaskan Yehezkiel unuk berbicara kepada Israel bahwa Tuhan adalah sebagai “Penjaga, Pemelihara, dan menyelamatkan”. Sebagai Gembala yang baik Yeh 3: 11-31 “Aku sendiri akan memperhatikan dombadomba-Ku dan akan mencarinya…Aku akan menjadi hakim diantara domba dengan domba, membebaskan kawanan domba yang terpukul, masa Eskatologia ( 34:12) Tuhan akan menghncurkan para penindas ( 34:20). Mengangkat seorang gembala yakni Daud Yeh 34:-23-24. Yehezkiel melayani Israel sama seperti Gembala yang menggembalakan domba-dombanya, mencari yang sesat dan mengumpulkan domba-domba yang tersesat itu.[13]
3.2  Hamba Yang menubuatkan Mesianik  ( Pemberita Keselamatan )
Dalam penglihatan Yehezkiel tentang Bait Allah yang baru, ia juga memberikan gambaran Negara baru tersebut, ia mengatakan : masa kedatangan Mesias telah tiba, orang-orang Israel akan kembali ke tanah yang dijanjikan. Yehezkiel menunjuk seorang keturunan Daud sebagai penguasa, nubuat mengenai Mesias itu bukan mempunyai kekuasaan duniawi melainkan dating sebagai Raja kedamaian, bukan sebagai Mesias yang politis, tetapi Mesias yang sebenarnya-Mesias yang meyelamatkan.[14]

3.3  Hamba yang menentang ketidak adilan/Praktek Ibadah yang salah
Yehezkiel menentang dan mengecam segala jenis ketidak adilan dan penindasan hokum yang merajalela, mengecam umat Israel telah berbalik dari Tuhan (tidak setia), memperingatkan para raja Israel, pemuka dan tua-tua supaya kembali ke jalan yang benar, dijalan yang digariskan oleh Tuhan semesta alam, Israel sudah melakukan kejahatan  dan pelanggaran kepada perintah  Allah ( Yeh 22:6-31 ) . Orang Israel telah memberontak kepada Allah, memeras orang miskin. Dengan tegas Yehezkiel memperingatkan bangsa pemberontak itu, bahwa praktek ibadah dan bidang agama, susila dan social tidak diperdulikan lagi, mereka telah meyembah berhala-berhala, bahkan Yehezkiel mengatakan bahwa umat Israel telah “Bersundal dan Mendurhaka” terhadap Tuhan ( Yeh 16, 20)[15]
4.      Potret Hamba/Pelayan pada masakini ( Pendeta, Guru Huria, Bibelvrow, Diakones, Evangelis dan Sintua)
4.1  Harus Tegas dalam Pemberitaan
Sama seperti Yehezkiel para Pelayan adalah seorang yang dipanggil uhan dan diutus oleh Tuhan sebagai hamba yang melayaniNya. Seorang Pelayan harus berani dan tegas menubuatkan Firman Tuhan kepada jemaat yang dilayaninya, Menyatakan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, menegor dan menasehati jemaat yang murtad dari ALLAH supaya kembali ke jalan yang benar. Rela menderita , peka terhadap kehidupan jemaat serta menggembalakan jemaat sesuia dengan Tohonan yang diterimanya.
4.2  Giat dan Takut akan Allah
Giat dan Takut dfalam jabatan yang dia pegang. Karena Tuhanlah yang meneguhkan untuk menyampaikan hukuman sekaligus keselamatan yang dari Tuhan. Pelayan diharapkan supaya menjadi Yehezkile-Yehezkiel Mas kini. Sekalipun diutus kepad umat pemberontak ( angka ruas na jugul, pangarekkes di daerah Tradisional, transisional, sipispis ri, metropolitan, dan megapolitan ) keras kepala dan tegar hati, bahkan ketengah-tengah onak duri dan dekat kalajengking. Sebagai Pelayan tidak usah takut dan gentar, Karena Tuhan telah membekali dan meneguhkan kita
4.3  Gembala yang menjadi Teladan
Harus mempu menjadi teladan dalam persekutuan , kesaksian dan pelayanan ( Koinonia, Marturia dan Diakonia) Karena Pelayan adalah sebagai Imam, hamba, maka dengan demikian seorang pelayan harus memperhatikan dan mencari domba domba yang hilang. Menuaraka suara kenabian  kepada penguasa dunia apabila terjadi ketidak adilan, penindasan. Gerja melalui pelayan-pelayannya adalah “Lidah” dan perpanjangan tangan Tuhan di dunia ini sebagai “Penjaga dan pemelihara “ Jemaat. Memperhatikan dan peka terhadap keluhan/kehidupan Jemaat.
5.      Kesimpulan
Tunaikan lah Tugas Pelayananmu ( Sahat Ula Tohonanmi) Jadilah Sebagai Yehezkiel Yehezkiel masa kini.  Tegas dalam pemberitaan, peka terhadap Jemaat, Menubuatkan Mesianik dan Menentang ketidak adilan. Giat serta takut akan ALLAH
Kepustakaan
1.      Alkitab “Lembaga Alkitab Indonesia” Jakarta 2008
2.      Baker DL ‘Sejarah Kerajaan Allah 1” Jakarta BPK GM 2005
3.      Blommendl J DR “ Pengantar kepada perjanjian Lama” Jakarta BPK GM 2009
4.      Barth CH Dr ‘ Teologi Perjanjian Lama 4” Jakarta BPK GM 2005
5.      Hinson F David “Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab” Jakarta BPK GM 2009
6.      Keiser Walter Jr ‘Teolog Perjanjian Lama” Malang Gandum Mas 2004
7.      Lasor WS dkk ‘Pengantar Perjanjian Lama 2” Jakarta BPK GM 2009
8.      Siahaan SM Pdt Dr “Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama” Jakarta BPK GM 2008
9.      Vriezen  c.Th ‘Agama Israel Kuno” Jakarta BPK GM 2008




[1] Blommendal J.DR “ pengantar kepada Perjanjian Lama” Jakarta BPK GM 200 hlm 122-123
[2] Keiser Walter C,Jr “ “Teologi Perjanjian Lama” Malang Gandum Mas 2004, hlm 300
[3] Bartch C Dr “ Teologi Perjanjian Lama 4” BPK GM 2009 hlm 85
[4] Lasor WS “Pengantar Perjanjian Lama 2” Jakarta BPK GM 2009 hlm 383
[5] Baker DL “Sejarah Kerajaan Allah 1” Jakarta BPK GM hlm 692-693
[6] Barth C Dr “Teologi Perjanjian Lama 4” Jakarta BPK GM 2005 lm 93
[7] Barth C Dr Op_Cit Hlm 87
[8] Vriezen C.Th “ Agama Israel Kuno” Jakrta BPK GM  2003 hlm 268
[9] Lasor WS Op-Cit hlm 392
[10] Hinson F David “ Sejarah Israel Kepada Zaman Alkitab” Jakarta BPK G 2009 hlm 196
[11] Barth C Dr p-Cit Hlm 93
[12] Vriezen C.Th Op-Cit hlm 269
[13] Keiser C Walter Jr  Op-Cit hlm 304-305
[14] Siahaan SM Pdt Dr “ Pengharapan Mesias dalam Kitab Perjanjian Lama” BPK GM 2008 hlm 46-47
[15] C. Barth dr Op-Cit hlm 89-90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar