Introitus
: Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus
yang hidup di dalam aku. (Galatia 2:20a)
Bacaan :
Galatia 2:19-21 (Tunggal); Khotbah : Yohanes 15:1-8 (Responsoria)
Thema :
”Hidup Di Dalam Kristus Harus Menghasilkan Berbuah”
Pengantar
Di era pertanian modern ini, para
petani di tuntut supaya mengembangkan usaha pertanian dengan teknologi yang
tepat guna untuk menjawab tuntutan masyarakat hasil produksi pertanian yang
baik, sehat dan berkwalitas. Tetapi sering sekali masyarakat kurang menyadari
petani di desa adalah orang-orang yang berpendidikan rendah, punya modal usaha
yang kecil dan sering sekali tanpa bimbingan yang memadai sedangkan biaya untuk
memproduksi hasil pertanian yang baik cukup tinggi. Kondisi para petani hidup
sulit sebab tuntutan kebutuhan yang semakin lebih besar, kadan utang telah melilitnya,
mereka putus asa dan di saat-saat tersebut kadang mereka di tuntut menetapkan
keputusan yang sulit sebab lahan pertanian mereka telah di tawar si kaya dari
kota dengan harga yang menggiurkan. Melalui sekilas kisah hidup para petani di
atas, maksud kami bukan hendak menceritakan sulitnya hidup para petani tetapi
betapa sulitnya mendapat hasil pertanian yang terbaik jika tidak di barengi
usaha, modal yang besar dan pengetahuan dalam teknologi bertani yang memadai.
Tanaman yang di tanam tidak dengan
sendirinya menghasilkan buah. Cerita yang ada di lirik lagu Koes Plus “Orang
bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Orang bilang
tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” adalah suatu
gambaran pertanian yang hasinya melimpah ruah walau cara bertaninya hanya
dengan usaha yang seadanya. Di jaman sekarang kisah itu hanya menjadi kenangan;
keadaan lahan pertanian kurang subur, curah hujan tidak teratur musimnya, hama
tanaman semakin ganas menyerang sebab hama tersebut telah kehilangan lahan
tempat mereka mencari makan dan hidup. Tanaman pertanian akan tumbuh dan
menghasilkan buah yang baik karena bibitnya unggul, di tanam di lahan yang
subur dan cukup air, dilindungi dari serangan serangga atau hama dan jamur.
Pokok Permasalahan.
Firman Tuhan yang di sampaikan Yesus
dengan perumpamaan pokok anggur yang tidak menghasilkan buah adalah suatu
pengajaran “tegoran” kepada Israel (bndg. Yesaya 5:1-7) (dan orang-orang yang
hidup di dalam Tuhan) namun tidak menghasilkan buah seperti harapan si pemilik
kebun. Teks ini menggambarkan usaha Tuhan yang maksimal supaya Israel umatNya
menghasilkan buah yang terbaik. Tuhan sudah memilih Israel memberkati dan
menyertainya, menjadikannya unggul, memeliharanya, mengerjakan di dalam Israel
masa depan yang penuh harapan. Besar kerinduan Tuhan supaya Israel menjadi
berkat bagi bangsa-bangsa; supaya mereka hidup bukan untuk dirinya sendiri
tetapi menyatakan kebesaran Allah melalui sikap hidupnya yang baik supayan
semua bangsa percaya dan memuliakan Tuhan.
Apa yang diharapkan Tuhan Allah
kenyataannya berbeda; keadaan Israel sebagai bangsa pilihan yang di utus Allah
ke dalam dunia, untuk menghasilkan buah, “mewarnai” dunia dengan kasih Bapa
justru yang dilakukan Israel sikap yang bertolak belakang dengan harapan Tuhan
Allah. Israel memisahkan diri dari dunia, “seakan-akan” mereka adalah bangsa
yang kudus (orang-orang kudus) dan menurut pemahamannya hanya mereka yang layak
menerima janji keselamatan hidup kekal. Cara pandang tersebut telah membuat
Israel menyimpang dari harapan Bapa, mereka sombong rohani (tinggi hati)
menghakimi najis (memandang rendah) bangsa-bangsa yang tidak bersunat.
Kasih Bapa yang mereka terima
seharusnya menjadikan Israel hidup seperti Bapa; penuh kasih, peduli dan mengerjakan
kebaikan. Kebaikan Bapa nyata dalam kerelaanNya berkorban yang telah mengutus
Yesus Kristus anakNya yang tunggal untuk menebus umat manusia yang berdosa, dan
Yesus telah berkorban mati di atas kayu salib demi menebus dosa umat manusia.
Pemberitaan dan Renungan
Semua petani yang menanam
menghendaki hasil buah yang baik, banyak dan berkualitas. Namun ada juga petani
yang menyenangi tanaman untuk hiasan saja, misalnya pokok sauh yang di bonsai
(dikerdilkan), ditanam di dalam pot kecil dengan media tanam sedikit tanah dan
lebih banyak batunya. Tanaman tersebut disiksa supaya tumbuh kerdil dan
menghasilkan buah yang kecil, hanya sebesar kelereng tetapi harga jualnya lebih
tinggi.
Yesus berkata: “Akulah pokok anggur
yang benar” (1). Adakah pokok anggur yang palsu? Ada pokok anggur yang berbuah
lebat tetapi terbuat dari bahan plastik. Pohon tersebut tidak memerlukan tanah
yang subur sebagai media tanamnya, tidak perlu air dan matahari tetapi walau
buahnya cantik tidak dapat di konsumsi dan tidak di sukai serangga. Yang
dimaksud Yesus bukan pokok anggur yang palsu tetapi pokok anggur yang
mengecewakan. Sudah ditanam dari pilihan bibit unggul yang terbaik, dirawat dan
diurus dengan baik, diatanam di atas lahan ladang yang subur, di beri pagar dan
senantiasa dilakukan penjagaan, tetapi setelah sekian lama anggur tersebut
tidak menghasilkan buah dan yang menghasilkan buah, buah yang di hasilkannya
rasanya asam. Seperti itulah sikap Israel mengecewakan Allah.
Yesus mengatakan “Akulah pokok
anggur yang benar, dan orang percaya adalah cabang-cabangnya.” Kira-kira maksud
perkataan Yesus tersebut “ Bukan kamu yang berjuang tapi Aku, dan kamu sebagai
cabang hasilkanlah buah yang baik.” Hidup cabang bergantung pada pokok induk.
Israel memperjuangkan keselamatannya dengan Hukum Taurat tetapi orang percaya
yang disebut cabang hidup dari anugerah oleh pokok induk. Orang percaya adalah
cabang yang sudah di bersihkan (dibersihkan oleh Firman Allah dan padanya ada
Firman Allah), dan telah di tebus di dalam Yesus Kristus(3). Karena itu orang
percaya dipanggil menjaga kekudusannya, menyerahkan hidupnya melakukan kehendak
Yesus. Orang yang mengaku percaya tapi hidup dengan pikirannya sendiri tidak
akan menghasilkan buah dan kalau Tuan si pemilik datang akan memeriksa dahan
demi dahan dan dahan yang tidak menghasilkan buah atau menghasilkan buah yang
asam akan dipotong dan di buang ke dalam api.
Orang Kristen yang yang tidak
menghasilkan buah adalah orang yang tidak tahu mengucap syukur, sudah menerima
kehidupan , keselamatan dan berkat-berkat yang berkelimpahan tetapi tidak
menjadikan kehidupannya menjadi kesaksian akan kasih karunia Allah. Tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu (4a) sudah terwujud setelah Roh Kudus turun
atas murid-murid dan orang percaya di sepanjang zaman, untuk menghasilkan buah
–buah Roh ( Galatia 5:22-23) yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri
dll.
Dahan yang di pisahkan dari pohon
induk pasti akan mati, menjadi kering atau busuk dan tidak berguna. Misalkan
kalau salah satu jari tangan terpisah dari tubuh akan mati dan menjadi busuk.
Di luar Tuhan Yesus tidak ada kehidupan. Orang Kristen yang jauh dari Tuhan
Yesus dan yang meninggalkan persekutuan tidak akan dapat menghasilkan buah
kebaikan. Jika orang percaya bersatu dengan Tuhan Yesus bersatulah sebagai
jemaat yang menghasilkan buah, bersatulah dengan gerejaNya (tubuhNya), jangan
tinggalkan persekutuan supaya jauh dari godaan melakukan perbuatan yang jahat.
Penutup
Hidupku bukan aku lagi tetapi
Kristus yang hidup di dalam aku, tentu juga berarti aku hidup di dalam Kristus.
Kalau kristus hidup di dalam aku maka aku akan hidup seperti kehendak Kristus,
hidup melakukan kasihNya, pengampunanNya dan kemurahanNya. Hidup yang
mengerjakan kebaikan orang lain.
Sebagai dahan yang hidup dari
Kristus pohon induk dan sebab Kristus ada di dalam hidup orang percaya maka
berbuahlah lebat, lebih manis lagi untuk kemuliaan Kristus.
( Sumber : psbrahmanablogspot.com, kedadiran yang memberi makna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar