MINGGU OKULI 12 MARET 2023
01. Marende BE No. 565: 1 + 4 “Las Rohangku Lao Mamuji”
02. Votum: A.VI/B.3- DV/21
03. Manjaha Epistel: Psalmen
95: 1 – 11
04. Marende BE No. 585: 1 “Somba Ma Jahowa”
05. Jamita: Johannes 4: 20 – 26
MARSOMBA
TU DEBATA SIAN NASA ROHA (MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH
HATI)
Nats ini adalah cerita tentang perjumpaan Yesus dengan perempuan
Samaria di sumur yang ada di Sikar. Sumur dan air merupakan sarana untuk mempertemukan antara perempuan Samaria
dan Yesus. Perjumpaan mereka menghasilkan
dialog tentang moral (suami) dan pengajaran mengenai Ibadah yang sejati. Dalam dialog, Yesus
memproklamasikan diriNya sebagai Air Hidup; air yang tidak akan pernah kering dan akan menjadi sumber air pada
kehidupan setiap orang yang membutuhkannya.
Perempuan Samaria
mengalihkan topik pembicaraanya dengan Yesus. Tadinya
mereka membicarakan soal moral (suami)
telah berganti mengenai
ibadah/agama. Orang Samaria beribadah di gunung Gerizim sedangkan Yahudi
di Yerusalem. Dua tempat penyembahan yang berbeda ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
paham dalam tradisi
antara Samaria dan Yahudi (kedua kelompok ini tidak ada ketemunya). Orang Samaria
adalah keturunan
hasil perkawinan campuran,
bangsa Yahudi yang kawin dengan bangsa yang lain, dianggap bangsa yang tidak murni sebagai
bangsa Israel sehingga
dianggap sebagai orang berdosa, najis dan tidak mengenal Allah. Kenapa topik pembicaraan itu dialihkan? Karena
perempuan Samaria ini mengetahui siapa dia sebenarnya dan apa perbuatannya. Perempuan itu menginginkan agar dosa- dosanya
diampuni. Karena adanya dua tempat ibadah penyembahan, maka siperempuan
Samaria ini ingin mengetahui dimana tempat penyembahan untuk penghapusan dosanya. Apakah ia
harus ke Gerizim atau ke
Yerusalem.
Yesus menanggapi topik yang baru itu yaitu mengenai ibadah.
Yesus mengajarkannya, bahwa ibadah
yang benar bukan berdasakan dimana tempatnya. Ibadah yang benar adalah mengetahui kepada siapa dia
beribadah dan bagaimana cara
dia untuk beribadah dan tidak menyembah apa yang tidak di kenalnya. Ibadah yang benar menurut Yesus adalah mengenal
Allah dan mengenal Roh, maka setiap orang yang beribadah harus menyembah Allah di dalam roh dan kebenaran. Oleh
sebab
itu, yang penting adalah siapa yang kita sembah, dan bukanlah tempatnya di mana kita untuk menyembah.
Percakapan
Yesus dengan perempuan Samaria artinya Yesus menghapus batas atau tembok
pemisah yang telah lama terjadi
di antara kelompok
Samaria dan Yahudi. Yesus
menghapuskan ajaran liturgi penyembahan yang mengajarkan batas-batas antara orang yang suci dan tidak suci. Keselamatan
yang dibawa Yesus melalui kematian
dan kebangkitanNya, melalui
darahNya yang kudus adalah keselamatan yang ditujukan bagi semua
orang, sekalipun bangsa Yahudi yang pertama-tama menerimanya namun bukan mereka satu-satunya. Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini …”, keselamatan itu diberikan bagi siapa saja yang percaya.
Ibadah bukan untuk
diri kita tetapi untuk Tuhan yang
kita sembah. Itu sebabnya Paulus
berkata kepada Jemaat di Roma: “Karena
itu, saudara-saudara, demi kemurahan
Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang
berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu
yang sejati”. Rom 12:1-2. Tubuh dan hidup kita adalah
ibadah kita, dari sanalah banyak terpancar kebenaran
firman Tuhan. Amin.
Bahan Diskusi :
1. Tradisi apa yang masih ada saat ini yang selalu menimbulkan batas-batas persekutuan
di antara sesama orang Kristen?
Bagaimana menurut saudara/i cara
untuk menghilangkan batas-batas yang terjadi dalam persekutuan?
2. Coba kita sebutkan Ibadah yang benar menurut Yesus saat ini! Dan apa alasannya.
06. Marende BE No. 185: 1 + 3
“Holan Sada Debatanta”
07. Tangiang Sian Na Ro
08. Marende BE No. 427: 1 – 2 “Marserep Marunduk”
09. Tangiang Sian Parjabu
10. Marende BE No. 830: 1... (Papungu
Pelean)
11. Tangiang Panutup (Agenda)
Pdt Alboin H.
Tambunan Pendeta HKBP Resort Tanjung
Leidong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar