Kejadian 9:8-17
JANJI
DAN KUASA ALLAH
Saudara yang terkasih di dalam Kritus
Yesus, janji merupakan suatu ungkapan yang sangat penting. Ungkapan mengatakan
“jika janji pun diingkari dengan apa ia dipercaya”. Janji itu merupakan
komitmen di dalam ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk
berbuat sekaligus suatu jaminan dalam persetujuan atara dua pihak. Maka dari
itu, jika sudah berjanji janganlah untuk mengingkarinya karena janji merupakan
salah satu jaminan untuk orang lain masih menerima kita untuk dapat dipercaya.
Tuhan Allah tidak ingkar terhadap janji-Nya. Justru pada topik minggu ini,
Allah menetapkan janji-Nya dan sekaligus di dalam janji Allah itu dinyatakan
kuasa-Nya. Maka janji dan kuasa Allah merupakan suatu kesatuan dan keselarasan
yang dinyatakan Allah kepada umat yang dikasihi-Nya.
Kata Janji/Perjanjian dalam Perjanjian
Lama diterangkan dengan kata “berit”. Dalam terjemahan lain disebut dengan covenant dan dalam Bahasa Batak Toba
disebut dengan padan. Kata ini dalam
Perjanjian Lama menekankan suatu ikatan sebagai pengukuhan kedua belah pihak
yang sebenarnya kajian akar kata dari covenant
juga menekankan persetujuan,
perjanjian, dan janji. Maka disini kita melihat bahwa “berit” bukan hanya
kepentingan/kebutuhan satu pihak saja akan tetapi menuntut suatu bakti atau
pemberian kilas balik dari yang mengikat janji. Maka “berit” yang adalah
janji/perjanjian dalam Perjanjian Lama merupakan suatu komitmen yang serius dan
suatu keharusan untuk dilakukan. Tidak boleh diingkari”
Sesungguhnya, Allah telah menetapkan
janji-Nya secara berulang-ulang kepada umat yang dikasihi-Nya. Seperti
penetapan bangsa Israel dalam pembebasan mereka dari perbudakan Mesir. Pada hal
ini, Allah memperkenalkan diri, menetapkan janji sekaligus menetapkan mereka menjadi
bangsa-Nya (Kel. 6:7). Allah menetapkan janji-Nya untuk menjadikan Abraham
sebagai bangsa yang besar, memberkatinya, serta membuat nama-Nya masyur (Kej.
12:2). Bahkan di dalam perikop khotbah pada minggu hari ini Allah juga
menetapkan janji-Nya kepada Nuh, keturunannya, dan kepada segala makhluk hidup
yang bersama-sama dengannya (Kej. 9:8-9, 11).
Saudara/i yang terkasih di dalam Kristus
Yesus, di dalam perjanjian Allah dengan Nuh dinyatakan melalui suatu tanda.
Tanda di dalam suatu perjanjian itu supaya perjanjian itu menjadi lebih
sungguh-sungguh, karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima
janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan
sumpah (Ibr. 6:17). Tanda yang dinyatakan oleh Allah disebut dengan “busur-Ku
Kutaruh di awan”. Pada konteks ini hal penting kita perhatikan adalah dalam
perjanjian oleh Allah, Ia menetapkan tanda bagi perjanjian-Nya. Sehingga dengan
tanda itu, manusia mengingat janji dan kuasa serta kasih setia Allah kepada
umat yang dikasihi-Nya. Tanda itu bermakna bahwa tidak ada yang hidup yang
dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak mengadakan lagi air bah untuk
memusnahkan bumi (Kej. 9:11).
Janji dan kuasa Allah. Allah berkuasa
atas air bah, Allah juga berkuasa memberikan tanda yang berasal dari alam ini.
Allah menetapkan janji-Nya di dalam suatu tanda yang melalui itu merupakan
suatu kuasa dari Allah. Inilah suatu penguatan dan juga penghiburan bagi kita.
Bahwa janji dan kuasa Allah itu adalah selaras dan sekaligus berlangsung. Ketika
Allah menetapkan janji keselamatan bagi kita maka dengan itu pula kita diberi
jaminan keselamatan dari dosa di dalam Kristus Yesus. Janji dan kuasa Allah itu
telah dimateraikan bagi kita di dalam baptisan.
Sejarah panjang dalam sejarah
keselamatan itu kita merasakan bahwa janji Allah itu masih berlangsung hingga
pada saat ini. Allah itu adalah Allah yang setia kepada janjiNya. Janji-Nya
telah kita terima di dalam keselamatan dan damai sejahtera. Allah berulangkali
menyerukan keselamatan dan jaminan damai sejahtera bagi kita melalui
Firman-Nya. Bahwa sesungguhnya, rasa takut, cemas, kegelisahan, dll karena
suatu kesengsaraan akan terasa lenyap karena kita merasa benar-benar bahwa
Allah memelihara kita dan ingat terhadap janji-Nya dan itu jugalah kuasa-Nya.
Di dalam janji dan kuasa Allah kita
merasakan pengasihan dan perlindungan Tuhan bagi umat yang dikasihi-Nya. Janji
dan kuasa Tuhan itu tidak pernah mengecewakan. Tuhan menjaga dan tidak akan
membiarkan kita merasa cemas dan gelisah. Sesungguhnya pun pada masa pandemi
ini juga, janji dan kuasa Allah pun turut kita rasakan bahwa Ia senantiasa
memelihara, menyertai dan memberkati kita. Segala yang kita terima dari Tuhan
Allah adalah berkat-berkatNya yang patut untuk kita syukuri. Dengan syukur itu
menjadi kekuatan bagi kita untuk melalui setiap tantangan dalam kehidupan pada
masa pandemi ini. Sekalipun demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah
dan berputus asa tetapi dengan situasi ini, kita terpanggil untuk menyaksikan
janji dan kuasa Allah yang menyelamatkan itu.
Allah menyatakan janji dan kuasa-Nya di
dalam Kristus Yesus. Inilah keselamatan itu bagi kita sebab melalui Dialah jalan
kepada Bapa (Yoh. 14:6). Janji dan kuasa Allah telah digenapi di dalam Yesus
Kristus. Allah tidak menurunkan murka-Nya kepada kita karena dosa-dosa kita
tetapi kini Allah telah memberikan keselamatan itu sebagai bentuk pendamaian
Allah dengan kita manusia yang berdosa. Demikian juga pada pada minggu
invocavit ini kita terpanggil untuk menyaksikan janji dan kuasa Allah yang mengatakan
bila ia berseru-Ku, Aku akan menjawab. (Mzm.
91:15a). Amin
Penulis Khotbah
Pdt. Albert J. P.
Pasaribu, STh
(Pendeta Fungsional
HKBP Kisaran Kota)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar