Jangan Menghujat Roh
Kudus
MARKUS 3:20-35
Dianggap
‘tidak waras’ atau ‘aneh’ bahkan sampai difitnah karena melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan kebiasaan umum memang tidak menyenangkan.
Apalagi Ketika kita melakukannya dengan kesadaran penuh, dan tindakan kita tersebut adalah baik
dan benar. Inilah yang dialami Yesus
dalam khotbah kita hari ini.
Ajaran Yesus menimbulkan kontroversi
bagi sejumlah kelompok. Pertama, keluarga Yesus yang berpikir Dia
sudah terlalu lelah dan terganggu jiwaNya (ay. 21). Kedua,
ahli-ahli Taurat menuduh Yesus mengusir roh-roh jahat dengan menggunakan kuasa
dari “penguasa roh-roh jahat” dan mereka
juga menuduh Yesus, bahwa Dia “kerasukan roh jahat” Mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul. Yesus berada dalam kondisi yang sulit walaupun demikian Yesus tidak gentar Dia tahu apa yang sedang
dilakukanNya. MisiNya sangat jelas, mewartakan Allah yang adalah Kasih.
Yesus
menyingkapkan ketidakbenaran tuduhan para ahli Taurat itu dengan sebuah
pertanyaan akal-sehat (logis): “Bagaimana Iblis dapat mengusir
Iblis?” Yesus tidak lagi menggunakan
kata Beelzebul sebagai satu diantara kuasa iblis, tetapi lebih luas lagi yaitu
pekerjaan iblis yang telah merasuki kehidupan umat Israel sehingga mereka
berdosa dihadapan Allah. Yesus membuka kedok mereka lah bahwa yang
sesungguhnya iblis itu adalah mereka
para ahli ahli taurat , mereka menjadi buta terhadap kebenaran, mereka
cemburu terhadap Yesus. Melalui pengusiran roh-roh jahat dan
penyembuhan orang-orang sakit Yesus sebenarnya sedang melakukan penghancuran
Kerajaan Iblis, bukan membangunnya. Justru yang sedang dilakukan oleh Yesus adalah mengambil kembali
apa yang telah dirampas oleh iblis, orang-orang yang dahulunya telah dirampas
oleh iblis sekarang Yesus telah datang untuk membebaskannya. Yesus menegaskan bahwa dengan menuduh diriNya mengusir roh
jahat dengan kuasa penghulu setan, para ahli Taurat itu telah melakukan
penghujatan terhadap Roh Kudus, dan itu suatu dosa yang tidak terampuni
selamanya, “Siapa saja yang menghujat Roh Kudus
tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa
yang kekal” (ay. 29). Mereka memutarbalikkan kebenaran, menolak karunia
keselamatan Allah
Pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan bukanlah
seperti yang mereka sangkakan sebagai pekerjaan roh jahat, justru sebaliknya
yang Yesus lakukan adalah atas kuasa Roh Allah yang memenuhi Yesus. Karena
banyaknya orang berkerumun ketika itu, hingga Ibu Yesus dan saudaraNya berada
diluar dan kesulitan hingga masuk, hingga orang-orang disitu berkata bahwa Ibu
Yesus dan saudaraNya ada diluar. Namun ternyata jawaban Yesus cukup membuat
orang banyak itu tercengang dengan mengatakan bahwa Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki,
dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu” Sekali lagi mereka mau menjebak Yesus
namun ternyata mereka mati kutu Yesus tidak bermaksud untuk tidak mengakui keluargaNya di
tempat umum. Ini bukan berarti Yesus tidak menghormati dan tidak mengasihi
ibuNya atau saudara-saudaraNya. Tetapi Dia mau menegaskan bahwa pribadiNya
adalah milik semua orang percaya yang mau melakukan kehendak Bapa Melalui Khotbah ini kita belajar tentang ketidakpercayaan
kepada Yesus maka tidak akan ada pengampunan dosa bagi mereka, sementara bagi
orang yang menerima dan yang percaya kepada Tuhan Yesus akan menerima kehidupan
yang kekal sebagai satu keluarga dalam kerajaan Allah. Amin
Pdt Budianto Sianturi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar