Roh penghibur dan kebenaran
(Yohanes 16:4b-16)
saudara
yang terkasih di dalam Kristus Yesus, pada Minggu Pentakosta pertama ini
merupakan perayaan sukacita kita sebagai umat yang percaya di dalam Kristus
Yesus serta memperingati turunnya Roh Kudus. Lebih daripada itu sesunggunya
kita diarahkan pada minggu Pentakosta Pertama ini, yaitu bahwa Roh Kudus itu
telah bersatu dan membaur di dalam kita. Ini menjadi sukacita orang percaya
bahwa kita mengimani Roh Kudus meneruskan pekerjaan Yesus Kristus di dunia ini
untuk memanggil, mengumpulkan, menyatukan orang percaya menjadi persekutuan,
menggalakkan kesaksian dan pelayanan diakonia yang mengkuduskan Gereja melalui
Kabar Baik. Sebagaimana telah dipaparkan dalam Konfessi HKBP Pasal 1 Tentang
Allah, Ketritunggalan Allah. Bahkan Roh Kudus juga yang mengajarkan serta
membimbing dunia ini tentang dosa, kebenaran dan hukum.
Dalam peringatan besar dalam liturgi
gereja kita sesungguhnya menjadi satu-kesatuan yang sempurna di dalam
peringatan peristiwa kudus Yesus Kristus Tuhan kita. Ketika Yesus harus
menderita dan mati di kayu salib serta kebangkitan-Nya dari antara orang mati
pada hari ketiga, kenaikan Yesus ke surga, dan turunnya Roh Kudus. Yesus
mengatakan bahwa hal ini telah disampaikan kepada para murid, orang banyak,
atau bahkan kepada kita sebagai pendengar Firman Tuhan pada Minggu Pentakosta I
saat ini bahwa Ia pergi kepada Bapa yang mengutus-Nya serta mengutus kembali
Penghibur (ay. 7) yang disebut sebagai Roh Kebenaran (ay. 13) kepada setiap
orang percaya.
Roh Penghibur dan Kebenaran itu menjadi
“sumber pengetahuan” akan segala sesuatu yang dikatakan oleh Yesus. Roh itu
akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Ketiga hal ini
menjadi suatu gambaran bagi orang percaya untuk keadaan dunia terkini dihadapan
Yang Maha Kudus itu. Ketiga hal itu merupakan “hemat kontradiksi” yang saling
memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Terhadap dosa, bahwa akan ada orang
menentang kebenaran dan tidak percaya kepada Yesus, perkataan, dan Berita
Keselamatan di dalam Dia, terhadap kebenaran itu, bahwa Yesus akan pergi kepada
Bapa dan tidak melihat-Nya lagi, terhadap penghakiman, bahwa penguasa dunia
telah ditundukkan di dalak kuasa-Nya. (Yoh. 16:8-10). Setiap hal ini, hanya di
dalam Roh Penghibur dan Kebenaran itulah kita dapat memahami segalanya.
Roh Penghibur dan Kebenaran itulah
menjadi pembimbing dalam segala kebenaran. Roh itu akan menyuarakan kebenaran
tentang Kristus Yesus yang ditinggikan dan dimuliakan oleh Bapa yang di surga.
Roh itu menjadi “pengingat” kepada kita perihal segala sesuatu yang berasal
dari Yesus dan Bapa. Roh itu sendirilah kebenaran itu dan kebenaran itu di
dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Hal ini menjadi gambaran Tritunggal Allah bahwa
ketiga Subjek itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hanya dengan
iman kepada Bapa, Anak, dan Roh Kuduslah untuk memahami ke-Tritunggalan Allah.
Saudara yang terkasih di dalam Kristus
Yesus, pada Minggu Pentakosta I Firman Tuhan mengingatkan kepada kita bahwa
besar kuasa Roh Kudus sebagai Roh Penghibur dan Kebenaran di dalam hati dan
kehidupan kita. Roh itu senantiasa membimbing kita ke dalam pemahaman akan Dia,
yang akan mengajarkan segala sesuatu dan akan mengingatkan akan semua yang
telah dikatakan-Nya kepada kita (Yoh. 14:26). Oleh karena Roh itulah yang
memampukan kita untuk senantiasa bersaksi tentang Kristus (Yoh. 15:26). Kesaksian
itu adalah benar, bahwa Yesus adalah kebenaran itu sendiri. Maka untuk kita di
dalam Firman ini serta pada Minggu Pentakosta ini, memunculkan suatu pemahaman
bahwa segala dinamika kebaikan dan perubahan hidup kita yang didasari oleh
kesadaran dan kecerdasan spiritual, itu semua adalah oleh karena kuasa Roh
Kudus dalam hidup kita.
Sesunggunya, kita adalah insan yang
lemah tanpa Roh Penghibur dan Kebenaran itu yang menguasai kita. Sebagai orang
percaya janganlah kita mengatakan bahwa Roh Penghibur dan Kebenaran itu tidak
terdapat di dalam kita, bahkan sesungguhnya Roh itu telah di dalam diri
orang-orang percaya. Hanya saja bagi sebagian orang tidak menyadari bahwa Roh
itu telah berdiam di dalam dia. Di dalam kelemahan kita sebagai manusia
dihadapan Allah, tugas kita hanya membiarkan diri kita dituntun oleh Roh (bnd.
Gal. 5:1). Roh itu akan membimbing kita melakukan segala kehendak Tuhan. Roh
itu sendiri berkuasa untuk mengubah kehidupan kita. Kita adalah pribadi yang
tidak berdaya tanpa Tuhan menguatkan kita di dalam Roh-Nya. Maka segala ritme
perjalanan hidup akan sangat berarti jika kita berpautkan diri kepada Tuhan di
dalam Roh Kudus. Peliharalah hidup dengan berdoa senantiasa agar tidak jatuh
kepada pencobaan yang berujung kepada penghujatan Roh Kudus. Sebab dosa yang
tidak terapuni adalah menghujat Roh Kudus (Mrk. 3:29). Roh Penghibur dan
Kebenaran itu memberi penguatan dan penghiburan kepada kita untuk menyaksikan
kebenaran di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Amin
Penulis
Khotbah
Pdt.
Albert J. P. Pasaribu, STh
Pendeta
Fungsional HKBP Kisaran Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar