Khotbah Minggu Kantate, 02 Mei 2021
Teks: Mazmur 150: 1 - 6
Segala
yang bernafas memuji Tuhan!
Jemaat yang diberkati Tuhan kita
Yesus Kristus,
Mazmur adalah kitab yang penuh
ungkapan perasaan para penulisnya, baik sukacita maupun dukacita. Perasaan itu
tertumpah dalam bentuk pujian atau keluhan, ucapan syukur atau permohonan,
keyakinan atau keraguan. Sungguh sangat tepat kalau kitab mazmur ini diakhiri
dengan puji-pujian karena memang Tuhan layak dipuji. “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi
Tuhan” demikian seruan minggu Kantate buat kita. Memuji Tuhan merupakan satu keharusan bagi
semua yang bernafas terlebih manusia.
Hal ini dilakukan, bukan karena Allah
itu kurang pujian atau ingin dipuji, tetapi karena Dia layak untuk dipuji.
Mengapa kita harus memuji Tuhan? Nats kita memberi jawaban karena Tuhan itu
Maha besar, perkasa dan perbuatan-Nya ajaib. Keajaiban-Nya, keperkasaan-Nya,
kehebatan-Nya nyata melalui semua ciptaan-Nya. Dan Allah menciptakan semuanya
itu untuk tujuan memberitakan kemasyhuran-Nya, memuliakan-Nya, terutama kita
manusia. Tuhan berkata, “umat yang telah kubentuk bagi-Ku akan
memberitakan kemasyhuran-Ku”. Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, dan
sebagai anak-anak-Nya kita harus taat melakukan perintah-Nya. Dalam Ibrani 13:
15: “sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur
kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan-Nya”. Tuhan sangat menikmati
pujipujian yang disampaikan oleh umat-Nya, karena itu Dia selalu hadir dan
bertahta diatas pujian kita. Meski kita berada di situasi sulit dan sepertinya
kegelapan pekat mengelilingi hidup kita biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan,
karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita. Kehadiran-Nya
pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita: memulihkan, menyembuhkan,
menolong bahkan memberkati kita. Daud di dalam hidupnya selalu memuji Tuhan di
segala waktu, Daud menuliskan di Mazmur
34: 2: “aku hendak memuji TUHAN dalam segala waktu; puji-pujian kepada-Nya
tetap di dalam mulutku”, artinya pujian kita kepada Tuhan tidak terbatas oleh
waktu, kondisi, ruang, keadaan dan yang lainnya. Daud sendiri pun banyak mengalami masalah
atau tekanan dalam hidupnya, namun dia tidak pernah tenggelam dalam kepedihan
hatinya, ia tetap memuji Tuhan. Inilah sikap yang patut kita teladani.
Jemaat yang
dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus,
Puji-pujian
yang kita naikkan, merupakan respon ucapan syukur atas segala kebaikan Allah
pada kita dan penghormatan kepada pribadi Allah. Allah yang bertahta di tempat
tertinggi dari semua ciptaan-Nya. Artinya, semua pujian, ratap tangis,
permohonan, keluhan yang disampaikan melalui berbagai mazmur itu tidaklah
sia-sia. Dia mendengar dari langit yang tinggi untuk menjawab semuanya dengan
kasih dan kuasa-Nya. Karena itulah sudah sepatutnya kita tidak asal, tidak
tanggung-tanggung dalam mengumandangkan pujian kepada-Nya. Seperty orkestra, semua peralatan musik yang
ada dipadukan untuk mengiringi nyanyian yang keluar dari bibir umat Tuhan
tentang kehebatan, keagungan, keperkasaan, kemegahan-Nya yang tak
terbandingkan. Bagi siapa pun yang sudah mengalami anugerah pengampunan dan
pemulihan Tuhan akan mampu mengumandangkan nyanyian baru, yang melampaui
kemerduan paduan suara malaikat di surga. Menghayati mazmur seperti mengarungi
perjalanan hidup dengan aneka pengalaman, baik buruk, susah senang, gagal
berhasil. Pasti tidak ada anak Tuhan yang luput, bebas dari gelombang
kehidupan. Namun, perjalanan itu bukan tanpa ujung atau tujuan. Yang perlu
kita imani adalah bahwa karya
penyelamatan Kristus telah menyediakan jaminan surga yang mulia. Mari kita ubah
keadaan yang buruk dan kepedihan hati menjadi sorak kemenangan dengan tetap
memuji Tuhan. Masalah, tantangan dan pencobaan boleh saja datang silih berganti
kita hadapi, tetapi sebagai umat Tuhan, kita harus belajar untuk tetap mengucap
syukur dan memuji-muji Tuhan. Amin.
HKBP Kisaran Kota
Penulis
kotbah: Biv. Ruslyana Silalahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar