Bahan Sermon
Resort Guru-guru sekolah Minggu, 09 Oktober 2022
Kisah Rasul 28 :
1 - 10
![]() |
Paulus
karena memberitakan Injil, ia dihasut
dan dipenjarakan serta diadili. Namun oleh karena kesalahannya tidak
ditemukan maka ia naik banding untuk diadili oleh Kaisar. Sebagai seorang tahanan, Paulus dibawa
berlayar menuju Roma, ditengah laut angin ribut mengombang-ambingkan kapal yang mereka
tumpangi selama empat belas hari lamanya. Semua orang yang ada di dalam kapal
sudah ketakutan, namun Paulus meneguhkan orang yang ada di dalam kapal dan
berkata “tidak seorang pun di antara kamu akan kehilangan sehelai pun dari
rambut kepalanya” (27: 34). Sampai akhirnya mereka selamat dari badai itu dan
terdampar di sebuah pulau yang bermana Malta. Penduduk setempat sangat ramah
menyambut mereka
bahkan menyalakan api besar untuk menghangatkan Paulus dan orang-orang yang ada
bersamanya dikapal, semuanya berjumlah 276 orang. Baju mereka semua basah
dan badannya kedinginan oleh karena air laut. Apalagi saat itu mulai
hujan dan hawanya dingin. Coba bayangkan berapa besar api yang harus
dinyalakan untuk menghangatkan Paulus dan orang-orang yang ada bersamanya
? Berapa banyak kayu yang harus dikumpulkan untuk membuat api yang besar
untuk mereka? Mudah tidak untuk melakukannya ? Pasti tidak
mudah. Ada
seorang Gubernur ditempat itu bernama Publius yang juga turut menyambut Paulus
dan orang-orang yang bersamanya bahkan menjamu mereka dengan ramahnya selama 3
hari. Tetapi ternyata Ayah Publius sedang terbaring karena sakit demam dan
disentri. Paulus tidak tinggal diam walaupun ia adalah seorang asing di Pulau Malta. Paulus
mengunjungi ayah Gubernur Publius di kamarnya lalu mendoakannya. Paulus
menumpangkan
tangannya ke atas ayah Gubernur Publius sehingga Ayah Publius
sembuh! Dengan mendoakan ayah Gubernur Publius, sesungguhnya Paulus sedang
“memberitakan Injil”, menyatakan bahwa Allah lah yang berkuasa untuk
menyembuhkan ayah Gubernur itu. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Itu
hanya bisa terjadi karena kuasa Allah. Allah menyertai Paulus melalui
penyataan kuasa-Nya. Coba bayangkan berapa banyak makanan yang harus disediakan
untuk menjamu 276 orang asing? Untuk 3 hari? Suatu pengeluaran yang
besar sekalipun kerepotan yang besar. Paulus memperkenalkan Allah yang
hidup kepada Gubernur Publius dan orang-orang yang ada bersamanya. Dengan
mendoakan, Paulus membawa Gubernur Publius dan orang-orang yang ada bersamanya
untuk mengalami kehadiran dan kuasa Allah yang hidup. Paulus tidak tinggal diam
sekalipun ia adalah seorang asing di Pulau Malta. Paulus mengunjungi ayah
Gubernur Publius di kamarnya lalu mendoakannya. Paulus menumpangkan
tangannya ke atas ayah Gubernur Publius sehingga Ayah Publius
sembuh! Dengan mendoakan ayah Gubernur Publius, sesungguhnya Paulus
sedang “memberitakan Injil”. Dengan berdoa, Paulus menyatakan bahwa Allah lah
yang berkuasa untuk menyembuhkan ayah Gubernur Publius. Dengan mendoakan,
Paulus memperkenalkan Allah yang hidup kepada Gubernur Publius dan
orang-orang yang ada bersamanya. Dengan mendoakan, Paulus membawa
Gubernur Publius dan orang-orang yang ada bersamanya untuk mengalami kehadiran
dan kuasa Allah yang hidup.Tetapi
mengapa penduduk setempat mau melakukannya untuk orang-orang asing itu? Itu
hanya bisa terjadi karena kuasa Allah. Paulus mengalami penyertaan Allah, Allah
yang membuat penduduk setempat bisa berlaku sangat ramah kepada Paulus dan
orang-orang yang bersamanya, sekalipun
mereka orang asing. Itu adalah bukti bahwa Allah menyertai Paulus melalui
penyataan kuasa-Nya.
Dan
ketika Paulus hendak membantu mengumpulkan ranting-ranting untuk menghidupkan
api, seekor ular beludak menggigit tangannya. Dan orang yang melihat kejadian
itu menghubungkan dengan tahayul yang menganggap bahwa Paulus seorang pembunuh
yang harus mati karena kejahatannya, “meskipun ia telah luput dari laut, dia
tidak dibiarkan hidup oleh dewi keadilan” (ay. 4). Namun setelah lama mereka
menanti akan apa yang akan terjadi dengan Paulus, ternyata tidak ada yang
terjadi hingga mereka berubah pikiran dan menganggap bahwa Paulus adalah
seorang dewa. Setelah orang-orang di Pulau Malta tahu bahwa ayah Gubernur
Publius sudah sembuh, maka datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu
dan minta disembuhkan juga. Itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.
Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya. Dengan berdoa,
sesungguhnya Paulus telah “memberitakan Injil”, Paulus menyatakan bahwa
Allahlah yang berkuasa untuk menyembuhkan, Paulus memperkenalkan Allah yang
hidup. Dengan berdoa, Paulus membuat orang mengalami kehadiran dan kuasa
Allah yang hidup.
Apa
yang dapat kita ambil hikmat dari kisah Paulus ini?
1. Tuhan
yang menuntun hidup kita
Dengan keteguhan iman, kita yakin dan
percaya bahwa apapun yang sedang kita hadapi, Tuhan akan menuntun langkah hidup
orang yang beriman. Bisa saja pergumulan datang silih berganti dengan tidak
hentinya, namun demikian kita tidak dapat berkata bahwa Tuhan tidak
memperlulikan hidup kita. Segala sesuatu bisa terjadi, namun segala sesuatu
dapat mendatangkan kebaikan pada kita. Seandainya hal seperti yang dialami
Paulus itu tidak terjadi, mungkin Injil tidak akan sampai di pulau Malta.
Sehingga dapat kita melihat bahwa semuanya yang terjadi itu tidak lepas dari
rencana Tuhan yang besar. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh Tuhan untuk
menuntun dan menyertai hambaNya, sehingga sebagai orang beriman tidak
selayaknya kita gentar dan takut, namun kita belajar dari Paulus dengan
keteguhannya menghadapi yang terjadi dalam hidupnya.
2. Menjadi
berkat
Kemudian
kita dapat belajar dari Paulus. Sekalipun dia berada dalam bahaya, namun
kehadirannya tetap menjadi penyejuk dan penyembuh bagi orang yang disekitarnya.
Hal ini dapat kita saksikan ketika di dalam kapal Paulus meneguhkan hati orang
yang takut, dan di pulau Malta Paulus menjadi penyembuh melalui doanya bagi
orang-orang yang sakit yang datang padanya. Firman Tuhan hendak mengatakan
kepada kita, bahwa apapun yang sedang kita hadapi, kemana pun kita pergi,
dimanapun kita tinggal dan dimanapun tempat kita bekerja, supaya kita tetap
menjadi anak-anak Tuhan yang membawa berkat Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar