Selasa, 07 September 2021

Kejadian 9:8-17 JANJI DAN KUASA ALLAH

 

Kejadian 9:8-17

JANJI DAN KUASA ALLAH

Saudara yang terkasih di dalam Kritus Yesus, janji merupakan suatu ungkapan yang sangat penting. Ungkapan mengatakan “jika janji pun diingkari dengan apa ia dipercaya”. Janji itu merupakan komitmen di dalam ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat sekaligus suatu jaminan dalam persetujuan atara dua pihak. Maka dari itu, jika sudah berjanji janganlah untuk mengingkarinya karena janji merupakan salah satu jaminan untuk orang lain masih menerima kita untuk dapat dipercaya. Tuhan Allah tidak ingkar terhadap janji-Nya. Justru pada topik minggu ini, Allah menetapkan janji-Nya dan sekaligus di dalam janji Allah itu dinyatakan kuasa-Nya. Maka janji dan kuasa Allah merupakan suatu kesatuan dan keselarasan yang dinyatakan Allah kepada umat yang dikasihi-Nya.

Kata Janji/Perjanjian dalam Perjanjian Lama diterangkan dengan kata “berit”. Dalam terjemahan lain disebut dengan covenant dan dalam Bahasa Batak Toba disebut dengan padan. Kata ini dalam Perjanjian Lama menekankan suatu ikatan sebagai pengukuhan kedua belah pihak yang sebenarnya kajian akar kata dari covenant  juga menekankan persetujuan, perjanjian, dan janji. Maka disini kita melihat bahwa “berit” bukan hanya kepentingan/kebutuhan satu pihak saja akan tetapi menuntut suatu bakti atau pemberian kilas balik dari yang mengikat janji. Maka “berit” yang adalah janji/perjanjian dalam Perjanjian Lama merupakan suatu komitmen yang serius dan suatu keharusan untuk dilakukan. Tidak boleh diingkari”

Sesungguhnya, Allah telah menetapkan janji-Nya secara berulang-ulang kepada umat yang dikasihi-Nya. Seperti penetapan bangsa Israel dalam pembebasan mereka dari perbudakan Mesir. Pada hal ini, Allah memperkenalkan diri, menetapkan janji sekaligus menetapkan mereka menjadi bangsa-Nya (Kel. 6:7). Allah menetapkan janji-Nya untuk menjadikan Abraham sebagai bangsa yang besar, memberkatinya, serta membuat nama-Nya masyur (Kej. 12:2). Bahkan di dalam perikop khotbah pada minggu hari ini Allah juga menetapkan janji-Nya kepada Nuh, keturunannya, dan kepada segala makhluk hidup yang bersama-sama dengannya (Kej. 9:8-9, 11).

Saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus, di dalam perjanjian Allah dengan Nuh dinyatakan melalui suatu tanda. Tanda di dalam suatu perjanjian itu supaya perjanjian itu menjadi lebih sungguh-sungguh, karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah (Ibr. 6:17). Tanda yang dinyatakan oleh Allah disebut dengan “busur-Ku Kutaruh di awan”. Pada konteks ini hal penting kita perhatikan adalah dalam perjanjian oleh Allah, Ia menetapkan tanda bagi perjanjian-Nya. Sehingga dengan tanda itu, manusia mengingat janji dan kuasa serta kasih setia Allah kepada umat yang dikasihi-Nya. Tanda itu bermakna bahwa tidak ada yang hidup yang dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak mengadakan lagi air bah untuk memusnahkan bumi (Kej. 9:11).

Janji dan kuasa Allah. Allah berkuasa atas air bah, Allah juga berkuasa memberikan tanda yang berasal dari alam ini. Allah menetapkan janji-Nya di dalam suatu tanda yang melalui itu merupakan suatu kuasa dari Allah. Inilah suatu penguatan dan juga penghiburan bagi kita. Bahwa janji dan kuasa Allah itu adalah selaras dan sekaligus berlangsung. Ketika Allah menetapkan janji keselamatan bagi kita maka dengan itu pula kita diberi jaminan keselamatan dari dosa di dalam Kristus Yesus. Janji dan kuasa Allah itu telah dimateraikan bagi kita di dalam baptisan.

Sejarah panjang dalam sejarah keselamatan itu kita merasakan bahwa janji Allah itu masih berlangsung hingga pada saat ini. Allah itu adalah Allah yang setia kepada janjiNya. Janji-Nya telah kita terima di dalam keselamatan dan damai sejahtera. Allah berulangkali menyerukan keselamatan dan jaminan damai sejahtera bagi kita melalui Firman-Nya. Bahwa sesungguhnya, rasa takut, cemas, kegelisahan, dll karena suatu kesengsaraan akan terasa lenyap karena kita merasa benar-benar bahwa Allah memelihara kita dan ingat terhadap janji-Nya dan itu jugalah kuasa-Nya.

Di dalam janji dan kuasa Allah kita merasakan pengasihan dan perlindungan Tuhan bagi umat yang dikasihi-Nya. Janji dan kuasa Tuhan itu tidak pernah mengecewakan. Tuhan menjaga dan tidak akan membiarkan kita merasa cemas dan gelisah. Sesungguhnya pun pada masa pandemi ini juga, janji dan kuasa Allah pun turut kita rasakan bahwa Ia senantiasa memelihara, menyertai dan memberkati kita. Segala yang kita terima dari Tuhan Allah adalah berkat-berkatNya yang patut untuk kita syukuri. Dengan syukur itu menjadi kekuatan bagi kita untuk melalui setiap tantangan dalam kehidupan pada masa pandemi ini. Sekalipun demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk menyerah dan berputus asa tetapi dengan situasi ini, kita terpanggil untuk menyaksikan janji dan kuasa Allah yang menyelamatkan itu.

Allah menyatakan janji dan kuasa-Nya di dalam Kristus Yesus. Inilah keselamatan itu bagi kita sebab melalui Dialah jalan kepada Bapa (Yoh. 14:6). Janji dan kuasa Allah telah digenapi di dalam Yesus Kristus. Allah tidak menurunkan murka-Nya kepada kita karena dosa-dosa kita tetapi kini Allah telah memberikan keselamatan itu sebagai bentuk pendamaian Allah dengan kita manusia yang berdosa. Demikian juga pada pada minggu invocavit ini kita terpanggil untuk menyaksikan janji dan kuasa Allah yang mengatakan bila ia berseru-Ku, Aku akan menjawab. (Mzm. 91:15a). Amin

 

Penulis Khotbah

Pdt. Albert J. P. Pasaribu, STh

(Pendeta Fungsional HKBP Kisaran Kota)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar