Selasa, 07 September 2021

KHOTBAH EVANGELIUM Khotbah Minggu Kantate, 02 Mei 2021 Teks: Mazmur 150: 1 - 6 Segala yang bernafas memuji Tuhan!

 

Khotbah Minggu Kantate,  02 Mei 2021

Teks: Mazmur 150: 1 - 6

Segala yang bernafas memuji Tuhan!

 

Jemaat yang diberkati Tuhan kita Yesus Kristus,

            Mazmur adalah kitab yang penuh ungkapan perasaan para penulisnya, baik sukacita maupun dukacita. Perasaan itu tertumpah dalam bentuk pujian atau keluhan, ucapan syukur atau permohonan, keyakinan atau keraguan. Sungguh sangat tepat kalau kitab mazmur ini diakhiri dengan puji-pujian karena memang Tuhan layak dipuji. “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan” demikian seruan minggu Kantate buat kita.  Memuji Tuhan merupakan satu keharusan bagi semua yang bernafas terlebih  manusia. Hal ini dilakukan,  bukan karena Allah itu kurang pujian atau ingin dipuji, tetapi karena Dia layak untuk dipuji. Mengapa kita harus memuji Tuhan? Nats kita memberi jawaban karena Tuhan itu Maha besar, perkasa dan perbuatan-Nya ajaib. Keajaiban-Nya, keperkasaan-Nya, kehebatan-Nya nyata melalui semua ciptaan-Nya. Dan Allah menciptakan semuanya itu untuk tujuan memberitakan kemasyhuran-Nya, memuliakan-Nya, terutama kita manusia. Tuhan berkata, “umat yang telah kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku”. Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, dan sebagai anak-anak-Nya kita harus taat melakukan perintah-Nya. Dalam Ibrani 13: 15: “sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan-Nya”. Tuhan sangat menikmati pujipujian yang disampaikan oleh umat-Nya, karena itu Dia selalu hadir dan bertahta diatas pujian kita. Meski kita berada di situasi sulit dan sepertinya kegelapan pekat mengelilingi hidup kita biarlah kita tetap memuji-muji Tuhan, karena ketika kita melakukannya Tuhan akan hadir melawat kita. Kehadiran-Nya pasti membawa dampak luar biasa dalam kehidupan kita: memulihkan, menyembuhkan, menolong bahkan memberkati kita. Daud di dalam hidupnya selalu memuji Tuhan di segala waktu,  Daud menuliskan di Mazmur 34: 2: “aku hendak memuji TUHAN dalam segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku”, artinya pujian kita kepada Tuhan tidak terbatas oleh waktu, kondisi, ruang, keadaan dan yang lainnya.   Daud sendiri pun banyak mengalami masalah atau tekanan dalam hidupnya, namun dia tidak pernah tenggelam dalam kepedihan hatinya, ia tetap memuji Tuhan. Inilah sikap yang patut kita teladani.

Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, 

Puji-pujian yang kita naikkan, merupakan respon ucapan syukur atas segala kebaikan Allah pada kita dan penghormatan kepada pribadi Allah. Allah yang bertahta di tempat tertinggi dari semua ciptaan-Nya. Artinya, semua pujian, ratap tangis, permohonan, keluhan yang disampaikan melalui berbagai mazmur itu tidaklah sia-sia. Dia mendengar dari langit yang tinggi untuk menjawab semuanya dengan kasih dan kuasa-Nya. Karena itulah sudah sepatutnya kita tidak asal, tidak tanggung-tanggung dalam mengumandangkan pujian kepada-Nya.  Seperty orkestra, semua peralatan musik yang ada dipadukan untuk mengiringi nyanyian yang keluar dari bibir umat Tuhan tentang kehebatan, keagungan, keperkasaan, kemegahan-Nya yang tak terbandingkan. Bagi siapa pun yang sudah mengalami anugerah pengampunan dan pemulihan Tuhan akan mampu mengumandangkan nyanyian baru, yang melampaui kemerduan paduan suara malaikat di surga. Menghayati mazmur seperti mengarungi perjalanan hidup dengan aneka pengalaman, baik buruk, susah senang, gagal berhasil. Pasti tidak ada anak Tuhan yang luput, bebas dari gelombang kehidupan. Namun, perjalanan itu bukan tanpa ujung atau tujuan. Yang perlu kita  imani adalah bahwa karya penyelamatan Kristus telah menyediakan jaminan surga yang mulia. Mari kita ubah keadaan yang buruk dan kepedihan hati menjadi sorak kemenangan dengan tetap memuji Tuhan. Masalah, tantangan dan pencobaan boleh saja datang silih berganti kita hadapi, tetapi sebagai umat Tuhan, kita harus belajar untuk tetap mengucap syukur dan memuji-muji Tuhan. Amin.

 

HKBP Kisaran Kota

Penulis kotbah: Biv. Ruslyana Silalahi

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar